Hello, world! This is a toast message.
Hai!
x
Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!
Lebih hemat dengan Free Ongkir hingga 100%
Ditulis oleh Mei Anggraini
Terakhir diubah pada 20 Sep 2025
Kalau bicara soal furniture atau produk dari kayu, salah satu hal yang nggak boleh terlewat adalah proses finishing. Inilah tahap akhir yang menentukan apakah sebuah meja, lemari, atau kursi akan tampil elegan, mewah, natural, atau justru biasa saja. Finishing bisa dibilang “make up”-nya kayu. Kayu mentah memang punya karakter cantik alami, tapi dengan finishing yang tepat, keindahan seratnya bisa makin menonjol sekaligus terlindungi dari goresan, kelembapan, dan jamur.
Nah, supaya kamu nggak bingung, yuk kita bahas macam-macam finishing kayu yang paling populer dan sering dipakai dalam dunia furniture!
Finishing melamine jadi salah satu yang paling populer, terutama untuk furniture modern. Lapisan melamine memberi hasil akhir yang halus, mengkilap, dan tahan lama. Ada dua tipe utama: melamine gloss (mengkilap) dan melamine doff (matte).
Kelebihannya, melamine mampu menampilkan warna kayu lebih tajam serta memberikan perlindungan ekstra terhadap goresan. Nggak heran kalau sering dipakai untuk meja makan, lemari pakaian, hingga credenza. Tapi kekurangannya, finishing ini butuh proses penyemprotan yang rapi, kalau tidak bisa muncul belang.
Kalau kamu sering lihat furniture dengan warna solid seperti putih bersih, hitam elegan, atau biru pastel besar kemungkinan itu pakai finishing duco. Prosesnya mirip dengan melamine, tapi hasil akhirnya menutup serat kayu. Jadi, tekstur kayu nggak terlihat, digantikan dengan permukaan yang rata dan berwarna solid.
Duco banyak dipilih untuk gaya interior minimalis atau klasik modern. Kelebihannya, warna bisa dibuat sesuai selera, dari netral sampai mencolok. Namun, proses pengerjaannya cukup panjang dan membutuhkan biaya lebih mahal dibanding finishing lain.
HPL sebenarnya bukan cat, tapi lembaran dekoratif tipis yang ditempel di permukaan kayu olahan. Finishing ini sangat digemari di dunia furniture partikel board atau MDF karena praktis, pilihan motifnya banyak (dari kayu alami sampai motif abstrak), dan perawatannya mudah.
Kelebihan utama HPL adalah tahan gores, anti noda, dan cocok untuk furnitur yang sering dipakai sehari-hari seperti meja kerja atau kitchen set. Kekurangannya, serat kayu asli tidak terlihat karena tertutup lapisan.
Kalau HPL adalah lembaran buatan, veneer merupakan lembaran tipis kayu asli yang ditempel di permukaan kayu olahan. Dengan veneer, furniture terlihat seperti terbuat dari kayu solid, padahal sebenarnya hanya lapisan luarnya.
Finishing veneer cocok buat yang ingin tampil natural tanpa harus menggunakan kayu solid yang harganya lebih mahal. Tapi, veneer lebih rentan terhadap goresan dan butuh perawatan ekstra supaya tetap awet.
Buat pecinta gaya natural, finishing teak oil adalah pilihan menarik. Minyak teak akan meresap ke dalam pori-pori kayu, memberi efek warna lebih dalam dan menonjolkan keindahan serat alami. Hasilnya nggak mengkilap berlebihan, tapi justru terlihat hangat dan natural.
Biasanya finishing ini digunakan untuk furniture outdoor seperti bangku taman, meja teras, atau kursi santai. Kekurangannya, lapisan minyak bisa luntur seiring waktu, jadi perlu diaplikasikan ulang secara berkala.
Hampir mirip dengan teak oil, finishing wax juga memberikan nuansa natural. Wax diaplikasikan dengan cara digosokkan ke permukaan kayu, lalu dipoles hingga mengilap lembut. Hasilnya menampilkan keindahan serat kayu secara alami sekaligus memberi sentuhan halus saat disentuh.
Sayangnya, finishing wax kurang tahan terhadap air dan panas, sehingga lebih cocok untuk furniture dekoratif di dalam ruangan.
Shellac mungkin jarang terdengar, tapi sebenarnya sudah digunakan sejak lama. Bahan ini berasal dari resin alami serangga lac, kemudian dilarutkan dalam alkohol. Hasilnya adalah lapisan tipis transparan yang memberikan kilau hangat.
Keunggulannya, shellac ramah lingkungan dan bisa memperbaiki permukaan kayu yang retak kecil. Kekurangannya, daya tahannya tidak sekuat melamine atau duco, sehingga lebih cocok untuk produk dekorasi.
Kalau butuh perlindungan ekstra, finishing PU jadi pilihan tepat. Lapisan polyurethane sangat kuat, tahan gores, tahan air, bahkan tahan bahan kimia ringan. Hasil akhirnya bisa matte maupun glossy, tergantung selera.
Finishing PU sering dipakai pada furniture premium, lantai kayu, atau kitchen set yang butuh daya tahan tinggi. Kekurangannya, biayanya relatif lebih mahal dibanding finishing standar.
Finishing kayu bukan cuma soal penampilan, tapi juga soal perlindungan. Setiap jenis finishing punya kelebihan dan kekurangan, jadi pemilihannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau ingin natural, teak oil atau wax bisa jadi opsi. Kalau butuh tampilan modern dan praktis, HPL dan melamine lebih pas. Sementara untuk daya tahan ekstra, PU bisa jadi pilihan utama.
Intinya, finishing kayu itu ibarat “baju” untuk furniture. Dengan finishing yang tepat, bukan cuma keindahan kayu yang muncul, tapi juga ketahanan produk jadi lebih lama. Jadi, lain kali saat beli furniture, jangan cuma lihat desainnya, tapi perhatikan juga finishing yang digunakan, karena itu yang akan menentukan keawetan dan keindahannya dalam jangka panjang.
02 Okt 2025
Memilih Furniture Kayu untuk Interior Rumah, Apa Sih Keuntungannya?
01 Okt 2025
5 Hal yang Buat Hunian Rumah Jadi Lebih Nyaman
30 Sep 2025
5 Ciri Divan Nyaman Nggak Bikin Gampang Pegel-Pegel
26 Sep 2025
5 Tanda Furniture yang Kamu Beli Awet Hingga Belasan Tahun
20 Sep 2025
Macam-Macam Finishing Kayu yang Perlu Kamu Tahu
30 Agu 2025
Perhatikan 7 Hal Ini Biar Nggak Kalap Saat Belanja Furniture Kebutuhan Rumah
Memilih Furniture Kayu untuk Interior Rumah, Apa Sih Keuntungannya?
5 Hal yang Buat Hunian Rumah Jadi Lebih Nyaman
5 Ciri Divan Nyaman Nggak Bikin Gampang Pegel-Pegel
5 Tanda Furniture yang Kamu Beli Awet Hingga Belasan Tahun
Macam-Macam Finishing Kayu yang Perlu Kamu Tahu
Perhatikan 7 Hal Ini Biar Nggak Kalap Saat Belanja Furniture Kebutuhan Rumah