Hello, world! This is a toast message.

Hai!

x

Kalau kamu butuh bantuan,
hubungi kami via WhatsApp ya!

phone

Lebih hemat dengan Free Ongkir hingga 100%

Dimulai Sejak Masa Neolitikum, Begini Sejarah Furniture
Fun fact

Dimulai Sejak Masa Neolitikum, Begini Sejarah Furniture

Ditulis oleh Mei Anggraini

05 Agu 2025

Bayangkan sebuah ruangan kosong tanpa kursi, meja, atau tempat tidur. Rasanya tak lengkap dan tentu tak nyaman. Furniture memang jadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kebutuhan dasar hingga elemen estetika. Tapi kapan sebenarnya manusia mulai menggunakan furniture? Apakah kursi dan meja sudah ada sejak ribuan tahun lalu?

Untuk menemukan jawabannya, kita perlu menelusuri jejak sejarah panjang bahkan sampai ke zaman batu.

 

Awal Mula

Furniture pertama yang tercatat dalam sejarah berasal dari masa Neolitikum, sekitar 3000 SM. Bukti tertua ditemukan di situs pemukiman kuno Skara Brae di Kepulauan Orkney, Skotlandia. Di tempat itu, arkeolog menemukan sisa-sisa tempat tidur, lemari, dan meja semuanya terbuat dari batu.

Karena wilayah itu minim pepohonan, batu menjadi bahan paling logis untuk membuat perabot. Menariknya, fungsi furniture di masa itu sudah cukup mirip dengan milik kita sekarang: menyimpan barang, duduk, dan beristirahat. Ini membuktikan bahwa kebutuhan manusia terhadap kenyamanan dan keteraturan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

 

Furniture dalam Budaya Mesir Kuno

Sekitar 3000–1000 SM, bangsa Mesir Kuno mulai mengembangkan furniture dengan desain dan material yang lebih kompleks. Mereka menggunakan kayu lokal dan impor, seperti kayu cedar dari Libanon, lalu menghiasinya dengan emas, gading, dan ukiran detail.

Furniture seperti tempat tidur, kursi, meja kecil, dan peti penyimpanan menjadi bagian dari kehidupan bangsawan Mesir. Bahkan, banyak furniture disertakan dalam makam para firaun sebagai perlengkapan untuk kehidupan setelah mati. Salah satu contohnya ditemukan di makam Tutankhamun lengkap dengan kursi singgasana dan tempat tidur emas.

 

Gaya Yunani dan Romawi

Di masa Yunani dan Romawi kuno, furniture tak hanya dipakai untuk fungsi dasar, tapi juga mencerminkan selera dan kelas sosial. Bangsa Yunani menciptakan desain yang lebih ergonomis, sementara Romawi terkenal dengan furniture multifungsi dan dekoratif.

Beberapa jenis furniture yang populer saat itu antara lain klinē (tempat tidur sekaligus sofa), kursi dengan ukiran logam, serta meja-meja kecil dari marmer. Kehidupan sosial yang aktif mendorong penggunaan furniture dalam berbagai aktivitas, dari makan bersama hingga diskusi politik.

 

Abad Pertengahan

Memasuki era Abad Pertengahan (500–1500 M), furniture menjadi lebih berat, besar, dan terkesan kaku. Kayu ek sering dipakai karena tahan lama, walaupun hasil akhirnya terlihat sederhana dan cenderung fungsional.

Rakyat biasa hanya memiliki furniture minimal, seperti bangku atau meja panjang untuk makan. Sementara itu, kalangan bangsawan dan gereja mulai menggunakan lemari besar (armoire), tempat tidur bertiang tinggi, dan meja makan panjang untuk menunjukkan kekuasaan dan kemapanan.

 

Renaisans sampai Modern Awal

Gerakan Renaisans pada abad ke-15 hingga ke-17 membawa perubahan besar. Seni dan ilmu pengetahuan berkembang, dan furniture ikut serta dalam tren itu. Desain menjadi lebih artistik, penuh ukiran, dan memperhatikan proporsi serta simetri.

Pada abad ke-18 dan 19, muncul berbagai gaya furniture sesuai tren arsitektur saat itu, seperti Rococo, Barok, Neoklasik, hingga gaya Victorian. Furniture tak hanya menjadi benda fungsional, tapi juga lambang gaya dan selera pemiliknya.

 

Revolusi Industri hingga Sekarang: Dari Massal ke Personal

Masuk ke abad ke-20, Revolusi Industri mengubah cara furniture diproduksi. Dulu semua dikerjakan tangan oleh pengrajin, kini furniture bisa dibuat secara massal. Desain juga menjadi lebih simpel dan fungsional, sejalan dengan perkembangan gaya modernis seperti Bauhaus dan Mid-century Modern.

Material pun makin beragam: kayu lapis, logam, plastik, hingga kaca. Di era ini, furniture mulai disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang. Tren masa kini bahkan menonjolkan konsep personalisasi—furniture tidak hanya harus fungsional, tapi juga merefleksikan kepribadian pemiliknya.

 

Furniture bukan hanya soal kenyamanan dan fungsi. Ia adalah bagian dari peradaban, mencerminkan nilai, budaya, dan gaya hidup di setiap zaman. Dari batu di zaman Neolitikum hingga desain modular masa kini, evolusi furniture adalah cerita tentang manusia tentang bagaimana kita menciptakan ruang yang lebih baik untuk hidup.

Dan di masa sekarang, pilihan furniture bisa lebih cerdas. Tidak hanya berdasarkan bentuk atau warna, tapi juga kualitas dan nilai yang dibawanya. Jika kamu sedang mencari furniture yang tepat, pastikan kamu memilih yang sesuai kebutuhan, punya desain kekinian, dan tahan lama. Pilihan yang tepat akan jadi bagian dari sejarah hidupmu juga.

 

Fun fact

Dimulai Sejak Masa Neolitikum, Begini Sejarah Furniture

Ditulis oleh Mei Anggraini

Terakhir diubah pada 05 Agu 2025

Bayangkan sebuah ruangan kosong tanpa kursi, meja, atau tempat tidur. Rasanya tak lengkap dan tentu tak nyaman. Furniture memang jadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari kebutuhan dasar hingga elemen estetika. Tapi kapan sebenarnya manusia mulai menggunakan furniture? Apakah kursi dan meja sudah ada sejak ribuan tahun lalu?

Untuk menemukan jawabannya, kita perlu menelusuri jejak sejarah panjang bahkan sampai ke zaman batu.

 

Awal Mula

Furniture pertama yang tercatat dalam sejarah berasal dari masa Neolitikum, sekitar 3000 SM. Bukti tertua ditemukan di situs pemukiman kuno Skara Brae di Kepulauan Orkney, Skotlandia. Di tempat itu, arkeolog menemukan sisa-sisa tempat tidur, lemari, dan meja semuanya terbuat dari batu.

Karena wilayah itu minim pepohonan, batu menjadi bahan paling logis untuk membuat perabot. Menariknya, fungsi furniture di masa itu sudah cukup mirip dengan milik kita sekarang: menyimpan barang, duduk, dan beristirahat. Ini membuktikan bahwa kebutuhan manusia terhadap kenyamanan dan keteraturan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

 

Furniture dalam Budaya Mesir Kuno

Sekitar 3000–1000 SM, bangsa Mesir Kuno mulai mengembangkan furniture dengan desain dan material yang lebih kompleks. Mereka menggunakan kayu lokal dan impor, seperti kayu cedar dari Libanon, lalu menghiasinya dengan emas, gading, dan ukiran detail.

Furniture seperti tempat tidur, kursi, meja kecil, dan peti penyimpanan menjadi bagian dari kehidupan bangsawan Mesir. Bahkan, banyak furniture disertakan dalam makam para firaun sebagai perlengkapan untuk kehidupan setelah mati. Salah satu contohnya ditemukan di makam Tutankhamun lengkap dengan kursi singgasana dan tempat tidur emas.

 

Gaya Yunani dan Romawi

Di masa Yunani dan Romawi kuno, furniture tak hanya dipakai untuk fungsi dasar, tapi juga mencerminkan selera dan kelas sosial. Bangsa Yunani menciptakan desain yang lebih ergonomis, sementara Romawi terkenal dengan furniture multifungsi dan dekoratif.

Beberapa jenis furniture yang populer saat itu antara lain klinē (tempat tidur sekaligus sofa), kursi dengan ukiran logam, serta meja-meja kecil dari marmer. Kehidupan sosial yang aktif mendorong penggunaan furniture dalam berbagai aktivitas, dari makan bersama hingga diskusi politik.

 

Abad Pertengahan

Memasuki era Abad Pertengahan (500–1500 M), furniture menjadi lebih berat, besar, dan terkesan kaku. Kayu ek sering dipakai karena tahan lama, walaupun hasil akhirnya terlihat sederhana dan cenderung fungsional.

Rakyat biasa hanya memiliki furniture minimal, seperti bangku atau meja panjang untuk makan. Sementara itu, kalangan bangsawan dan gereja mulai menggunakan lemari besar (armoire), tempat tidur bertiang tinggi, dan meja makan panjang untuk menunjukkan kekuasaan dan kemapanan.

 

Renaisans sampai Modern Awal

Gerakan Renaisans pada abad ke-15 hingga ke-17 membawa perubahan besar. Seni dan ilmu pengetahuan berkembang, dan furniture ikut serta dalam tren itu. Desain menjadi lebih artistik, penuh ukiran, dan memperhatikan proporsi serta simetri.

Pada abad ke-18 dan 19, muncul berbagai gaya furniture sesuai tren arsitektur saat itu, seperti Rococo, Barok, Neoklasik, hingga gaya Victorian. Furniture tak hanya menjadi benda fungsional, tapi juga lambang gaya dan selera pemiliknya.

 

Revolusi Industri hingga Sekarang: Dari Massal ke Personal

Masuk ke abad ke-20, Revolusi Industri mengubah cara furniture diproduksi. Dulu semua dikerjakan tangan oleh pengrajin, kini furniture bisa dibuat secara massal. Desain juga menjadi lebih simpel dan fungsional, sejalan dengan perkembangan gaya modernis seperti Bauhaus dan Mid-century Modern.

Material pun makin beragam: kayu lapis, logam, plastik, hingga kaca. Di era ini, furniture mulai disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang. Tren masa kini bahkan menonjolkan konsep personalisasi—furniture tidak hanya harus fungsional, tapi juga merefleksikan kepribadian pemiliknya.

 

Furniture bukan hanya soal kenyamanan dan fungsi. Ia adalah bagian dari peradaban, mencerminkan nilai, budaya, dan gaya hidup di setiap zaman. Dari batu di zaman Neolitikum hingga desain modular masa kini, evolusi furniture adalah cerita tentang manusia tentang bagaimana kita menciptakan ruang yang lebih baik untuk hidup.

Dan di masa sekarang, pilihan furniture bisa lebih cerdas. Tidak hanya berdasarkan bentuk atau warna, tapi juga kualitas dan nilai yang dibawanya. Jika kamu sedang mencari furniture yang tepat, pastikan kamu memilih yang sesuai kebutuhan, punya desain kekinian, dan tahan lama. Pilihan yang tepat akan jadi bagian dari sejarah hidupmu juga.

 

Artikel Serupa